JEMBER, Radarjember.net - Aksi penyegelan warga terhadap toko miras di Kecamatan Sumbersari, Jember, menjadi potret nyata peredaran miras masih bebas di Jember. Meski ada SE Himbauan Bupati Jember agar menutup sementara tempat hiburan umum, hal itu tidak mengatur rinci penutupan toko yang terindikasi menjual miras. Padahal, miras terbukti meresahkan masyarakat.

Penelusuran Jawa Pos Radar Jember, cukup banyak toko miras yang masih beroperasi selama Ramadan. Mulai toko yang berada di kawasan kota hingga pelosok desa.

Jika di Sumbersari, toko miras tersebut terang-terangan menjualnya dengan memajang di etalase. Berbeda dengan toko yang berada di sekitar Kelurahan Tegal Besar. Berkedok toko kelontong, toko itu ternyata juga menjual miras.

Hal itu terlihat dari kerat botol miras yang berada di dalam toko. Letak botol miras beberapa merek itu ada yang terlihat dengan jelas di rak toko. Ada juga yang disembunyikan di bawah meja kasir.

Baca juga: https://radarjember.net/epapers/noda-di-bulan-suci/index.html

Anton (bukan nama sebenarnya), pemilik toko mengatakan, tetap menjual miras meski di bulan puasa. Dia mengaku, selama menjual miras, dirinya selalu aman dari sidak polisi. Sampai saat ini, tokonya dan dirinya juga tak pernah dilaporkan ke polisi.

“Aman aja selama ga ada laporan. Yang penting jangan minum di jalan,” akunya.

Sedikitnya ada empat jenis miras yang dia jual. Selain disembunyikan di bawah meja kasir, beberapa antaranya diletakkan bersamaan dengan jajan lainnya. Ada juga miras yang dimasukkan ke lemari pendingin.

Menurutnya, selama tak ada masalah dengan warga, tak akan ada penutupan hingga penyegelan toko seperti yang terjadi di Jalan Sumatera.

“Itu yang di Sumatera kayaknya slek (berselisih,Red) dengan warga. Soalnya kalo ga ada apa-apa, ga mungkin sampe ditutup gitu. Ya, pokoknya baik-baik sama warga, aman,” tutupnya.*

Grafis: Reza Arjiansyah/Radar Jember

Reporter: Sidkin Ali

Editor: Ainul Budi