Sabtu, 31 Mei 2025

:
:
Sosok Ini Mengabdi di Bandealit Jember lewat Literasi
Pendidikan
Sosok Ini Mengabdi di Bandealit Jember lewat Literasi

Kehidupan masyarakat di Dusun Bandealit, Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo, jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Maklum, lokasinya jauh. Akses infrastruktur sulit didapat. Termasuk pendidikan. Bahkan hanya segelintir jaringan listrik yang menerangi rumah-rumah dusun terebut.

 

ANDONGREJO, Radarjember.net - Bandealit punya cerita. Kisah ini pendek, namun bermakna luas dihadirkan oleh sekumpulan anak muda yang tergabung dalam Eksplorasi Literasi. Bukan soal medan perjalanannya yang terjal. Bukan juga tentang layanan publik yang sulit dijangkau. Melainkan sebuah tujuan mulia yang menginginkan anak-anak di sana mendapatkan pendidikan layaknya di daerah perkotaan.

Semangat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi langkah awal komunitas Eksplorasi Literasi memulai pengabdiannya kepada anak-anak berusia 7 hingga 12 tahun di Bandealit, Desa Andongrejo, Kecamatan Tempurejo. Dengan kurun waktu yang cukup lama, puluhan anak hingga masyarakat Bandealit menyambut dengan semangat dan antusiasme belajar yang tinggi.

Leader Komunitas Eksplorasi Literasi, Iklil Madjid, mengungkapkan, di daerah itu pihaknya tak hanya memberikan edukasi kepada anak-anak usia SD. namun, juga melayani masyarakat setempat yang kala itu mengalami gangguan kesehatan. Sebab, dalam anggota Eksplorasi Literasi juga terdapat beberapa tenaga medis yang siap mengabdikan tenaganya untuk kesehatan warga desa terpencil. “Kami layani semua kebutuhan masyarakat di sana. Sebab, di sana kami mengabdi,” terangnya.

Masyarakat di sana sangat jarang tersentuh oleh orang-orang dari luar. Hanya kesederhanaan yang mereka pertahankan. Namun, yang perlu dikagumi yakni mereka dengan mudah dan ramah bisa menerima orang-orang baru. “Pikiran yang sudah ingin terbuka bisa saya baca melalui kedatangan pada malam pertama menginjakkan kaki di tanah ujung selatan Jember,” tuturnya.

Meski tanpa penerangan, karena memang akses listrik di desa ini sangat sedikit, selama kegiatan berlangsung bisa begitu menyenangkan. Terlebih saat melihat tawa lepas anak-anak ketika belajar bersama. “Tentu rasa haru datang di lubuk hati. Dengan segala kekurangan di sana mereka masih semangat menimba ilmu,” ungkapnya.

Dalam kegiatannya, anak-anak di sana diberikan materi bidang kesehatan dengan mengangkat tema hidup bersih. Kemudian, di bidang lingkungan mengangkat keanekaragaman hayati, serta bidang pendidikan mengusung tema bullying. Dengan menggunakan konsep outdoor, belajar semakin terasa menyenangkan. Sebab, menimbulkan suasana bermain sambil belajar.

Hal itu menunjukkan bahwa di balik keindahan Pantai Bandealit yang selalu diidam-idamkan banyak masyarakat, ternyata ada kehidupan yang perlu perhatian lebih. Sebab, segala infrastruktur yang ada sanga berbanding terbalik dengan kondisi lingkungan masyarakat lain. (qal/c2/nur)

Bagikan ke:

Berita Terkait